Assalamualaikum, bismillah...
Dunia dan akhirat merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan dan terlupakan dalam siklus kehidupan manusia. Siapa sih yang tidak mau sukses di dunia, dan siapa juga sih yang tidak ingin sukses di akhirat kelak. Mengejar dunia atau mengejar akhirat, mana yang didahulukan harus? Apakah tergantung situasinya? Jika masih muda maka banyak-banyaklah berjuang untuk dunia, sedang ketika usia mulai lanjut maka itulah saat orientasi harus berubah menjadi mengejar akhirat, benar begitu? Hmm... berbicara masalah akhirat, bagi seseorang yang usianya masih tergolong muda seperti saya, saya yakin pasti ada yang menganggapnya kolot, tidak gaul, seperti orang tua saja, dan lain sebagainya. Namun mau tidak mau, justru semakin muda kita mendalami perihal akhirat, masalah agama, kesempatan kita untuk sukses di dunia akan semakin cepat.
Perhatikan sabda Rasulullah
berikut.
“Dunia dan akhirat itu umpama
rumput dan padi... Tanamlah padi, rumput kan tumbuh jua, tetapi tanam rumput,
tak kan tertumbuh padi... Begitulah jua dunia dan akhirat... Kejar akhirat,
dunia akan didapat bersama... Kejar dunia, maka hanyalah dunia semata-mata”
Dari hadits tersebut, dapat kita
tarik kesimpulan bahwa ketika seseorang bersungguh-sungguh untuk mengejar
akhirat maka secara langsung dia pun akan memperoleh kebahagiaan dunia.
Sedangkan orang yang hanya mencari kebahagiaan di dunia, maka dia hanya
memperoleh dunia saja tanpa kebahagiaan di akhirat. Hal inilah yang nanti akan
kita dalami maknanya, serta kita carikan contoh-contohnya sehingga kita menjadi
semakin yakin dan istiqomah di jalan Allah SWT.
Banyak di antara anak muda yang
menyepelekan masalah agama namun sangat bersungguh-sungguh dalam mengejar nilai
A di bangku kuliah. Bagaimana mungkin bisa seseorang yang tiap hari isinya
cuman mengkaji Alquran namun bisa mendapat nilai A ketika ujian? Jadi begini...
Untuk menjawabnya, memang diperlukan pikiran dan hati yang lapang dan terbuka.
Agama islam, merupakan agama yang
sempurna dan mengatur segala aspek kehidupan. Jadi di dalam ajaran agama Islam
itu sendiri tentunya terdapat anjuran untuk giat dalam menuntut ilmu
pengetahuan. Lebih-lebih ialah Islam memandang ilmu merupakan sesuatu hal yang
sangat mulia. Kemuliaan ilmu dipandang Islam lebih mulia daripada harta. Hal
itu disebabkan karena:
Pertama, ilmu lebih istimewa dari
harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi. Sedangkan harta adalan warisan
Qarun, Haman dan Fir’aun.
Kedua, ilmu lebih istimewa dari
harta. Sebab ilmu selalu menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang harus
menjaganya. Ilmu tidak perlu dijaga, sedangkan hartaminta dijaga.
Ketiga, ilmu lebih istimewa dari
harta. Sebab agama itu sendiri akan menjadi buta tanpa adanya ilmu. Tidak
mungkin seseorang dapat menemukan keagungan-keagungan ciptaan Allah SWT tanpa
adanya ilmu pengetahuan yang digunakan untuk itu.
Sehingga korelasinya adalah
seseorang yang memang benar-benar mempelajari dan menjalankan perintah agama
tentu tidak akan malas-malasan dalam belajar (menuntut ilmu). Sebab menuntut
ilmu adalah perintah agama, siapa yang mengingkari berarti ingkar terhadap
perintah Allah SWT. Insya Allah bagi mahasiswa biasanya yang rajin belajar akan
mendapat nilai bagus.
Bicara tentang sukses dunia
akhirat, tentunya tidak menutup kemungkinan seseorang untuk mengalami yang
namanya tidak sukses dunia akhirat. Skenario terburuknya, ketika seseorang
mengalami kegagalan di dunia dan kegagalan di akhirat, kira-kira lebih bahaya
yang mana?? Kegagalan di dunia, segagal-gagalnya apapun tetap masih akan ada
banyak orang yang menolong. Sebab di dalam Islam sendiri mewajibkan untuk
saling menolong kepada orang yang berkesulitan, salah satunya ialah kewajiban
dalam perintah zakat. Zakat diberikan kepada orang-orang yang mungkin bisa dikatakan
kurang beruntung di dunia, sebab mereka pun untuk makan saja sangat sulit.
Namun orang-orang tersebut masih
sangat mending jika dibandingkan
dengan orang-orang yang gagal di akhirat. Kegagalan di akhirat tidak akan ada
yang bisa menolong. Yang ada ialah balasan berupa azab yang pedih.
Terlepas dari konteks perkuliahan
yang sempit, kita keluar melihat dunia luas yang dipenuhi orang-orang yang
sukses di dunia karena mereka tekun mengejar akhirat.
Pernah membaca novel Negeri Lima
Menara??
Saya yakin jawabannya bisa sudah
bisa belum. Dan saya sendiri belum membacanya. Tapi saya tahu sedikit-sedikit kisah
hidup langsung (bukan fiksinya) mas Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri Lima
Menara tersebut. Beliau diminta orang tuanya untuk jadi anak pondokan pesantren.
So pasti, tak usah dibahas pun kita semua tahu yang namanya pondok pesantren
tentu isinya pendidikan-pendidikan berbau agama yang istiqomah dalam mengejar
akhirat. Dan hasilnya, luar biasa. Dunia dalam genggaman mas Ahmad Fuadi.
Berbagai beasiswa keliling dunia ia dapatkan. Berbagai penghargaan pun dia raih
sebagai penulis best seller. You know lah..
Pernah dengar pakarnya otak kanan
bernama mas Ippho Santosa??
Iya saya tahu, jawabannya bisa
pernah dengar bisa juga belum pernah. Beliau ini pun merupakan Enterpreneur
muda yang sukses di tanah air, sekaligus penulis buku mega best seller, serta
seorang motivator yang sudah menyelenggarakan training di berbagai benua loh.
Yup, dunia di tangannya. Rahasianya?? Dalam bukunya ia bercerita bahwa semua
hasil yang dia raih itu adalah buah dari ibadah yang ia tekuni selama ini.
Simpel aja sih sebenarnya, cukup sedekah konsisten, sholat Dhuha dan Tahajud.
Tapi yang konsisten lo ya. Katanya, Sholat Duha itu singkatannya “Doanya
Pengusaha”. Sedangkan Tahajud singkatan dari “Tau-tau Hajad Terwujud”.
Berhubung kekayaannya sudah melimpah ruah, mas Ippho kalau sedekah nominalnya
bisa mencapai ratusan juta. Jadi dampaknya ya justru kekayaannya semakin
bertambah banyak lagi. Dunia semakin dalam genggaman.
Begitu banyak hal yang ku alami
dan ku lalui ...
Saat bersama-Mu ku rasa senang
tak ku rasa sedih ...
Familiar tidak dengan dua syair
di atas? Hehe yup itu adalah lirik lagu Noah yang sedikit diplesetkan sehingga
bernuansa religi. Siapa sih yang tidak tau Noah sekarang. Dimana-mana muncul,
dimana-mana ada Noah. Mulai dari iklan XL, Yamaha, PC Tablet, Kakaotalk,
Vaseline, baik itu di TV, spanduk, koran, majalah, atau brosur-brosur yang
berserakan di jalanan. Tentunya mereka meraup penghasilan yang luar biasa
besarnya dari itu semua, padahal itu adalah honor sampingan mereka sebagai grup
band yang honornya sendiri sudah selangit. Noah berhasil menggenggam dunia.
Setelah mereka mengalami masa-masa yang gelap dan penuh keterpurukan iman,
ternyata selama menunggu si vokalis bebas dari tahanan, beberapa personel Noah
yaitu Lukman dan Reza tekun mendalami ilmu agama di daerah Jawa Timur. Mereka
tak jarang ikut pengajian-pengajian untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Hasilnya ya begini ini sekarang, mereka mencoba mengejar akhirat, ternyata band
mereka berhasil menggenggam dunia.
Dan masih ada banyak contoh di
luar sana.
Pertanyaannya ialah kok bisa ya
dunia itu bisa dikatakan secara otomatis berada dalam genggaman orang-orang
yang tekun mengejar akhirat. Entah benar atau tidak saya pribadi me-logika-kan
seperti ini. Harap maklum ya kalau tidak tepat.
Islam menganggap dunia itu tidak
penting. Benar-benar tidak penting lah pokoknya. Dalam sebuah buku yang pernah
saya baca menyebutkan bahwa Allah SWT tidak menganggap dunia itu lebih berharga
daripada sayap seekor nyamuk. Ada pula hadits yang menyebutkan bahwa dunia dan
akhirat itu ibarat ketika engkau mencelupkan jari telunjukmu ke dalam air
se-laut-an kemudian kamu angkat kembali jari telunjukmu itu. Maka sisa air yang
menempel pada jari telunjukmu itulah dunia, sedangkan air di lautan itu ialah
akhirat. Benar- benar perbandingan sangat kontras.
Untuk itu islam sangat
menganjurkan umatnya agar tidak terlena dengan dunia yang hanya secuil itu.
Kenikmatan dunia hanya sedikit, sesaat dan fana. Islam menganjurkan umatnya
untuk lebih berkonsentrasi kepada urusan akhirat, karena akhirat itu lebih
abadi dan kekal dengan segala nikmat-Nya.
Hal itu membuat kaum muslim
menganggap dunia itu kecil dan tak perlu terlalu dipusingkan. Lebih baik memusingkan
tentang akhirat yang kekal abadi, berintrospeksi dengan diri sendiri apakah
semua yang telah dilakukan dapat dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Mereka
akan menyibukan diri dengan ibadah-ibadah yang berkaitan dengan akhirat.
Akibatnya dunia jadi tercampakan. Dunia jadi dicuekin nih jadinya. Siapapun
juga yang merasa dicuekin pasti biasanya akan caper, cari perhatian, bisa
dengan mendadak jadi baik hati. Begitu pula dengan dunia, dia pun akhirnya
takluk dengan sikap kekeh kaum muslim yang cuek terhadapnya. Akhirnya dunia pun
menyerahkan dirinya kepada orang-orang yang teguh mengejar akhirat.
Itu cuma logika gampangnya aja.
Kajian yang lebih mendalam mengenai mengejar akhirat dan dunia sebenarnya tidak
bisa dilogikakan. Intinya adalah semua karena Allah SWT. Orang yang mengejar
akhirat berarti dia mencintai Allah, sehingga Allah pun mencintai orang
tersebut. Maka dari itu Allah akan memudahkan urusan-urusan orang itu di dunia.
Terakhir, kita semua sudah tidak
asing lagi dengan istilah penjahat berdasi, yang akhir-akhir ini mewabah di
negeri ini. Penjahat berdasi, alias para koruptor, ya mereka disebut penjahat
karena memang berbuat kejahatan. Sehingga negeri kita ini kini menjadi sangat
ironis, kejahatan dilakukan bukan oleh orang-orang liar yang kelaparan di
jalan, dan rumah tahanan pun tak hanya terisi oleh tersangka kasus curanmor,
namun, penjahat di negeri kita dilakukan oleh orang-orang yang cerdas, oleh
sekumpulan orang-orang pandai, berpendidikan dan intelektual yang tinggi, iya
korupsi. APA YANG SALAH DENGAN MEREKA?????????? Otak mereka brilian, pendidikan
mereka tinggi, jabatan pekerjaan mereka disegani sebagai tempat bersandarnya
nasib masyarakat.
Ini adalah masalah akhlak. Ilmu
mereka sempurna, namun agama mereka terseok-seok. Jika agama tanpa ilmu ialah
buta, maka ilmu tanpa disertai agama ialah bencana. Sebab mereka tak bisa
mengguanakan ilmu mereka dengan tuntunan agama yang mulia. Mereka menggunakan
ilmu untuk kepentingan nafsu mereka pribadi. Mereka dapatkan gelar, jabatan,
tahta, uang yang berlimpah ruah. Namun dengan semua itu apakah mereka telah
bisa disebut telah menggenggam dunia?? Dengan kerendahan hati, saya katakan
TIDAK!
Justru mereka termasuk
orang-orang yang gagal. Mereka gagal dalam mencuekin dunia. Sehingga dunia
berhasil menjadi prioritas utama. Hak-hak orang lain mereka ambil untuk
kepentingan mereka. Secara akhirat, jelas mereka telah divonis gagal. Sedangkan
secara dunia, bagaimana indikatornya?? Meskipun mereka, para koruptor,
mendapatkan segala kenikmatan dunia, seakan-akan mereka menggenggam dunia,
namun di sisi lain banyak sekali rakyat yang dirugikan, banyak rakyat yang
menghujat para koruptor, tidak jarang rakyat yang memberikan sumpah-sumpah
untuk keburukan nasib para koruptor sebagai pelampiasan kekecewaan rakyat. Nah,
banyak sekali musuh di dunia. Apakah masih bisa disebut menggenggam dunia??
Justru yang ada ialah mereka sedang DIGENGGAM DUNIA. Mereka digenggam oleh
kecaman dan hujatan dari sana-sini semasa hidup mereka di dunia. Sungguh itu
adalah akibat dari lalai dan meremehkan masalah akhirat.
Kesuksesan, baik itu kesuksesan
dunia maupun kesuksesan akhirat, ialah dua hal yang kita inginkan bersama. Ada
satu nasihat yang saya peroleh dari Amak (bahasa minangnya ibu) mas Ahmad
Fuadi. Bahwa walaupun Ahmad Fuadi kini telah sebegitu sukses kiprahnya di
dunia, namun bagi Amaknya, untuk urusan akhirat tidak boleh ada kata puas.
Tidak boleh lah seseorang merasa cukup dengan bekal-bekal amalnya untuk menuju
akhirat. Tak boleh lah seseorang merasa cukup alim dan sholeh masalah akhirat.
Jangan ada kata lelah untuk terus mengejar dan meningkatkan ilmu akhirat.
Sedangkan untuk masalah dunia, lihatlah orang-orang yang keadaannya jauh di
bawah keadaan kita. Sehingga kita pun menjadi sangat mensyukuri apa pun nikmat
yang kita peroleh.
“Untuk akhirat lihatlah ke atas,
sedangkankan untuk dunia lihatlah ke bawah” (Ibunda Ahmad Fuadi)
Semoga... semoga... kita semua
sangat berharap... kita semua berharap semoga kita terus terjaga keimanan dan
ketaqwaan kita, meskipun telah pergi meninggalkan kita sebuah bulan yang sangat
mulia, sebuah bulan yang penuh kasih sayang, bulan yang penuh ampunan, bulan
yang ketika engkau memohon di dalamnya maka doamu akan terkabul, bulan yang di
dalamnya terdapat malam yang yang lebih baik daripada malam seribu bulan,
sebuah bulan yang ketika diamnya mulutmu saja pun tlah dihitung sebagai pahala,
subhanallah... bulan Ramadhan, pertemukanlah kami denganmu lagi...lengkap dengan orang-orang yang kami sayangi...
Dan dengan terjaganya keimanan
dan ketaqwaan kita, maka tidak ada rasa lelah yang menyelimuti untuk tetap
tegar dalam mengejar akhirat, hingga kita akan peroleh kesuksesan demi
kesuksesan di dunia datang pada diri kita, dan pada akhirnya semua kesuksesan
dunia tersebut akan ditutup dengan sebuah kesuksesan yang abadi, yakni
kesuksesan akhirat. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Segala salah dan hina mohon tuk
dimaafkan ...
Semoga kita jumpa di Ramadhan
depan ...
Selamat hari raya ...
Selamat hari lebaran ...
Selamat Idul Fitri ...
Maaf Lahir dan Batin ...
0 komentar:
Posting Komentar