Kamis, 04 Juli 2013

MENYINGKAP MAKNA LAGU PETERPAN – DIBALIK AWAN



Assalamualaikum Wr.Wb.

Sebelumnya saya ucapkan selamat berjuang kepada adik-adik yang kini tengah menempuh SBMPTN 2013. Semoga apa yang ingin kalian berikan kepada orang-orang yang adik-adik sayangi dapat menjadi nyata dan jalan yang adik-adik lalui ke depan menjadi semakin bermakna.

Bicara tentang SBMPTN yang tiap tahun selalu diadakan, walaupun namanya berubah-ubah, tetapi tetap menyimpan sebuah cerita sendiri bagi saya. Dulu ketika jaman saya namanya adalah SNMPTN. Mungkin ini pertama kalinya saya posting artikel yang berbau sedikit curcol Hehe..

SBMPTN, atau SNMPTN, atau apapun itu, menyimpan sebuah cerita yang tertulis abadi dalam sebuah lagu. Lagu itu adalah lagu band Peterpan berjudul Dibalik Awan. Konon, banyak orang yang masih bertanya-tanya apa maksud lagu itu. Vokalis salah 1 band saya yang sangat hobi berfilosofi (sebut saja Grow) pun menganggap bahwa ini lagu yang liriknya misterius. Betapa tidak? Apa coba hubungannya dibalik awan, dibalik hujan, emang gapai kalau sudah berdiam dibalik awan? Hmm itulah keistimewaan Ariel CS dalam meracik lirik =)

Kebetulan sekali saat itu saya sedang dalam sebuah kondisi yang saya sendiri tidak dapat mendeskripsikan kondisi tersebut saat itu. Sampai saya bertemu dengan lagu ini dan tanpa saya sadari saya langsung “ngeh” dengan maksud lagu tersebut. Padahal sebelum-sebelumnya walaupun juga sering saya dengarkan tapi masih belum bisa saya mengerti. Untuk yang lupa liriknya, mari kita baca bersama lirik misterius di balik awan terlebih dahulu sebelum dibedah lebih dalam maknanya.

Dibalik Awan by Peterpan

Ku tak selalu berdiri
Terkadang hidup memilukan
Jalan yang ku lalui
Untuk sekedar bercerita

Pegang tanganku ini
Dan rasakan yang ku derita
Genggam tanganku ini
Genggam perihnya kehidupan

Apa yang ku berikan
Tak pernah jadi kehidupan
Semua yang ku inginkan
Menjauh dari kehidupan

Tempat ku melihat dibalik awan
Aku melihat dibalik hujan
Tempat ku terdiam tempat bertahan
Aku terdiam dibalik hujan

Saya yakin, paragraf 1-3 pada lirik di atas masih relatif mudah untuk kita pahami. Secara keseluruhan, lagu Dibalik Awan menceritakan tentang seseorang yang sudah tidak berdaya, sudah tidak memiliki power lagi sama sekali. Sebab ia telah mengerahkan seluruh daya upayanya namun ternyata dia tidak memperoleh apa yang ia inginkan. Atau kenyataan sangat berlawanan sekali dengan impiannya.

Paragraf pertama mengatakan bahwa seseorang pasti ada masa tertentu dimana dia terjatuh karena berbagai hal. Kehidupan ini silih berganti antara tangis dan canda tawa. Dan apa yang orang tersebut sudah kerahkan untuk berusaha ternyata tidak membuahkan hasil apa-apa. Itulah mengapa dituliskan bahwa jalan upaya yang telah dilalui dilakukan hanya sekedar untuk bercerita saja.

Paragraf kedua, cukup mudah dipahami. Hanya mengatakan bahwa seseorang itu menginginkan orang lain memahami kondisinya tersebut.

Paragraf ketiga relatif sama dengan paragraf pertama. Apapun usaha yang telah diberikan ternyata tidak membuahkan hasil atau kehidupan. Dan semua yang diimpikan justru menjauh dari kehidupannya.

Nah inilah “gong”-nya : paragraf keempat alias reff lagunya. Ada apa sih kalau kita lagi ada di balik awan?



Seperti pada konsep awalnya, bahwa lagu dibalik awan menggambarkan seseorang yang sangat lelah dengan segala permasalahan hidup yang sedang dialaminya sampai tidak memiliki tenaga yang tersisa (weleh2). Dia ingin pergi ke tempat yang sangat jauh sehingga tidak tampak lagi segala permasalahan tersebut.

Sekarang saya tanya, pernahkan Anda melihat gumpalan awan? Sama, saya juga pernah. Tetapi saya hanya bisa melihat awan itu dari sisi yang menghadap ke bumi dan tidak bisa melihat sisi seberangnya yang menghadap ke langit. Catatan penting, pengecualian dalam penafsiran ini adalah tidak boleh lihat sisi baliknya sambil naik pesawat lo...

Dengan kondisi yang demikian, kita kan tidak tau bagaimana kondisi dibalik awan yang menghadap ke langit? Sama halnya jika kita imanijasikan kita berada dibalik awan tersebut, tentu kita pun tidak dapat melihat bumi, Right?

Kondisi alam yang demikian itu difilosofikan dengan indah menjadi sebuah lagu oleh Ariel. Orang yang sedang lelah dirundung banyak persoalan itu inginnya pergi beristirahat sejenak dari masalah-masalah itu. Tempat yang dituju adalah dibalik awan. Sebab dibalik awan, dia tidak dapat melihat bumi, dan otomatis segala persoalan di dalamnya pun menjadi tidak tampak. Kita tahu bahwa awan dapat menghasilkan rintik hujan. Jadi dibalik hujan pun sama penafsirannya dengan dibalik awan.

Hubungannya dengan SNMPTN...hmm...

Bukan kebetulan, nama lengkap saya adalah Dinar Rafikhalif. Kalau disingkat maka inisial per kata adalah DR. Kalau diubah menjadi huruf kecil menjadi dr , artinya adalah dokter.

Yup, dulu orang tua saya memberi inisial semacam itu karena ingin agar saya kelak bisa menjadi dokter. Menurut saya, jika memang itu baik dan dapat membuat orang tua bahagia, kenapa tidak saya wujudkan? Apalagi kita ingat bahwa jasa orang tua kita begitu banyak sejak kita lahir, sangat tidak terpuji jika kita tidak membalasnya. Terutama diperkuat dengan kalimat “Ridho Allah tergantung ridho orang tua”. Jadi menurut saya, tidak berguna hidup seorang anak jika tidak membahagiakan orang tuanya. Anak lahir dari orang tua, dibesarkan dirawat dibiayai orang tua sampai besar. Jika tujuan hidupnya tidak membahagiakan orang tua terus mau bahagiakan siapa? Apapun jawabannya saya yakin tidak akan bermutu kecuali jawabannya adalah membahagiakan Allah.

Dengan berbekal mindset yang demikian kuatnya, saya lamar segala macam Fakultas Kedokteran. Setiap opsi pilihan jurusan selalu terisi dengan kata Pendidikan Dokter. Mulai dari PMDK Undip, sampai saya dihafal guru Informatika karena sering bolos kelasnya, alasannya adalah ingin berebut form PMDK karena setiap SMA dulu hanya dibatasi mendapatkan beberapa form saja. Ada juga cerita UM UGM, UM UNDIP, UM II UNDIP yang Alhamdulillah semuanya saya lewati dengan kegagalan. Yang lebih dramatis adalah saya sampai diopname sakit karena teman-teman yang lain sudah banyak yang diterima PTN sedangkan saya belum. Mungkin karena saya selalu memilih FK yang pasing gradenya ga bisa main-main.

Sembuh dari opname rumah sakit tidak membuat mindset saya berubah. Saya masih berharap banyak dengan SNMPTN. Kali ini saya mengisi opsi pilihan jurusan adalah pilihan 1 Pendidikan Dokter UNS dan pilihan 2 Ilmu Komputer UNS, dengan anggapan bahwa passing grade pilihan 2 agak rendah.  Dan dengan extra hati-hati saya belajar dengan sangat tekun dan sistematis. Mungkin saat itu adalah saat belajar saya yang paling sistematis seumur hidup. Setiap malam, habis makan malam jam 7 saya sudah tidur. Kemudian jam 11 saya bangun langsung wudhu sholat malam biar ga ngantuk. Belajar sampai sekitar jam 3 kemudian ditutup dengan sholat malam lagi. Sampai sekarang saya masih ingat doa saya pada kedua sholat malam tersebut. Tidak jarang saya membayangkan betapa bahagianya kedua orang tua saya melihat anaknya berhasil masuk Pendidikan Dokter.

Saya lupa saat itu untuk masuk ke Pendidikan Dokter UNS minimal harus bisa menjawab benar xxx soal. Sedangkan untuk Ilmu Komputer UNS minimal yyy soal. Pokoknya sudah saya perhitungkan dengan sangat detail berapa soal yang harus benar saya kerjakan hari pertama dan hari kedua SNMPTN.

Akhirnya tiba juga hari pertama SNMPTN, berangkat dengan semangat 45 ternyata tidak membuat segalanya lancar. Pulang dengan perasaan kalut kecewa besar karena sedikiiit sekali soal yang yakin benar saya kerjakan. Bahkan boro-boro menjadi dokter, kuliah di Ilmu Komputer UNS saja saat itu sudah menjadi angan-angan belaka. Jelas sudah target-target skor yang sudah direncanakan harus dikantongi hari pertama meleset jauh. Dan bila harus dikejar pada hari kedua itu pun merupakan kemustahilan.

Penganggurankah saya jadinya?? Seorang lulusan SMA yang sangat berambisi menjadi dokter demi orang tuanya harus menganggur?? Mengapa cita-cita begitu mulia saja sangat sulit tercapai. Yah saat itu saya tidak tau kalau Allah telah membuat skenario hidup saya lebih indah dan menarik.

Malam itulah di kepala saya hanya dipenuhi dengan keputus-asaan penuh. Semalam penuh tidak tidur sampai pagi hari kedua SNMPTN. Hanya ditemani lagu Dibalik Awan yang saya putar secara terus menerus hingga akhirnya saya memahami maknanya.

Singkat cerita, sudah jelas saat seluruh pengumuman tiba saya tidak diterima di PTN manapun!

Namun di hari terakhir pengumuman salah satu ujian swadana, saya berhasil diterima di Ilmu Komputer UNS. Itu adalah pengumuman yang benar-benar terakhir. Kalau saat itu tidak ada nama saya maka saya murni menjadi pengangguran.

Hmmm panjang sekali ceritanya jika saya lanjutkan sampai pada akhirnya saat ini saya bisa menjadi alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ketika menjadi mahasiswa Ilmu Komputer UNS, saya pun mengulang lagi mengikuti SNMPTN untuk memburu Fakultas Kedokteran, dan hasilnya nihil lagi. Sehingga kalau ditotal, saya pernah mengalami kegagalan ujian masuk perguruan tinggi hampir tujuh kali dan semuanya itu karena Fakultas Kedokteran =’) :
1.       PMDK UNDIP 2008
2.       UM UGM 2008
3.       UM UNDIP I 2008
4.       UM UNDIP II 2008
5.       STAN 2008
6.       SNMPTN 2008
7.       SNMPTN 2009

Pelajaran yang ingin saya bagikan kepada teman-teman semua yang membaca ini adalah, jangan pernah berhenti untuk berusaha dalam meraih impian. Walaupun seberat apapun. Kegagalan itu bukan isyarat untuk berhenti. Justru di setiap bangkit dari kegagalan itu akan ada upgrade yang dibuat oleh Allah SWT atas impian yang kita susun, sehingga apa yang tidak pantas untuk kita akan dibuang dan diganti dengan yang sangat pantas. Bukankah Dia yang Maha Tahu daripada kita??

Kuliah di Ilmu Komputer selama 1 tahun sangat tidak sia-sia. Jujur, seluruh kemampuan IT saya (termasuk membuat desain blog ini) saya peroleh disana. Walaupun setelah itu saya pindah ke STAN, ilmu tersebut tetap bisa dimanfaatkan. Bahkan saya sangat berkeinginan kelak bisa menjadi seorang Auditor Sistem Informasi, sehingga saya bisa mengkombinasikan ilmu dari Informatika dan ilmu Akuntansi. Tetap semangat, jangan berhenti berusaha dan berdoa =)
Share:

5 komentar:

  1. inspiratif sekali...wktu itu kk sistem bljar u/ stan gmna?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sistem blajar yg plg benar adl dg memproporsikan doa lebih besar drpd usaha (belajar), karna smw kputusan nnti lebih bergantung kpd yg di atas, sprtinya itu pelajaran yg bisa sy petik...
      sperti kisah saya ini http://dinarmagzz.blogspot.com/2014/09/bahkan-ramadan-tak-mampu-membeli-doa.html
      terimakasih sudah mampir, semoga bermanfaat dan sukses ya :)

      Hapus
  2. Hidup saya hampir sama dengan lagu dibalik awan. Namun bertolak belakang dengan pengalaman hidup anda. Terkadang takdir itu menyakitkan.

    BalasHapus
  3. Thanks bro. sangat menginspirasi.

    BalasHapus