Assalamualaikum Wr.Wb.
Sebelumnya saya ucapkan selamat
berjuang kepada adik-adik yang kini tengah menempuh SBMPTN 2013. Semoga apa
yang ingin kalian berikan kepada orang-orang yang adik-adik sayangi dapat menjadi
nyata dan jalan yang adik-adik lalui ke depan menjadi semakin bermakna.
Bicara tentang SBMPTN yang tiap
tahun selalu diadakan, walaupun namanya berubah-ubah, tetapi tetap menyimpan
sebuah cerita sendiri bagi saya. Dulu ketika jaman saya namanya adalah SNMPTN.
Mungkin ini pertama kalinya saya posting artikel yang berbau sedikit curcol
Hehe..
SBMPTN, atau SNMPTN, atau apapun
itu, menyimpan sebuah cerita yang tertulis abadi dalam sebuah lagu. Lagu itu
adalah lagu band Peterpan berjudul Dibalik Awan. Konon, banyak orang yang masih
bertanya-tanya apa maksud lagu itu. Vokalis salah 1 band saya yang sangat hobi
berfilosofi (sebut saja Grow) pun menganggap bahwa ini lagu yang liriknya
misterius. Betapa tidak? Apa coba hubungannya dibalik awan, dibalik hujan,
emang gapai kalau sudah berdiam dibalik awan? Hmm itulah keistimewaan Ariel CS
dalam meracik lirik =)
Kebetulan sekali saat itu saya
sedang dalam sebuah kondisi yang saya sendiri tidak dapat mendeskripsikan
kondisi tersebut saat itu. Sampai saya bertemu dengan lagu ini dan tanpa saya
sadari saya langsung “ngeh” dengan maksud lagu tersebut. Padahal
sebelum-sebelumnya walaupun juga sering saya dengarkan tapi masih belum bisa
saya mengerti. Untuk yang lupa liriknya, mari kita baca bersama lirik misterius
di balik awan terlebih dahulu sebelum dibedah lebih dalam maknanya.
Dibalik Awan by Peterpan
Ku tak selalu berdiri
Terkadang hidup memilukan
Jalan yang ku lalui
Untuk sekedar bercerita
Pegang tanganku ini
Dan rasakan yang ku derita
Genggam tanganku ini
Genggam perihnya kehidupan
Apa yang ku berikan
Tak pernah jadi kehidupan
Semua yang ku inginkan
Menjauh dari kehidupan
Tempat ku melihat dibalik awan
Aku melihat dibalik hujan
Tempat ku terdiam tempat bertahan
Aku terdiam dibalik hujan
Saya yakin, paragraf 1-3 pada
lirik di atas masih relatif mudah untuk kita pahami. Secara keseluruhan, lagu
Dibalik Awan menceritakan tentang seseorang yang sudah tidak berdaya, sudah
tidak memiliki power lagi sama sekali. Sebab ia telah mengerahkan seluruh daya
upayanya namun ternyata dia tidak memperoleh apa yang ia inginkan. Atau
kenyataan sangat berlawanan sekali dengan impiannya.
Paragraf pertama mengatakan bahwa
seseorang pasti ada masa tertentu dimana dia terjatuh karena berbagai hal.
Kehidupan ini silih berganti antara tangis dan canda tawa. Dan apa yang orang
tersebut sudah kerahkan untuk berusaha ternyata tidak membuahkan hasil apa-apa.
Itulah mengapa dituliskan bahwa jalan upaya yang telah dilalui dilakukan hanya
sekedar untuk bercerita saja.
Paragraf kedua, cukup mudah
dipahami. Hanya mengatakan bahwa seseorang itu menginginkan orang lain memahami
kondisinya tersebut.
Paragraf ketiga relatif sama
dengan paragraf pertama. Apapun usaha yang telah diberikan ternyata tidak
membuahkan hasil atau kehidupan. Dan semua yang diimpikan justru menjauh dari
kehidupannya.
Nah inilah “gong”-nya : paragraf
keempat alias reff lagunya. Ada apa sih kalau kita lagi ada di balik awan?
Seperti pada konsep awalnya,
bahwa lagu dibalik awan menggambarkan seseorang yang sangat lelah dengan segala
permasalahan hidup yang sedang dialaminya sampai tidak memiliki tenaga yang
tersisa (weleh2). Dia ingin pergi ke tempat yang sangat jauh sehingga tidak
tampak lagi segala permasalahan tersebut.
Sekarang saya tanya, pernahkan
Anda melihat gumpalan awan? Sama, saya juga pernah. Tetapi saya hanya bisa
melihat awan itu dari sisi yang menghadap ke bumi dan tidak bisa melihat sisi
seberangnya yang menghadap ke langit. Catatan penting, pengecualian dalam
penafsiran ini adalah tidak boleh lihat sisi baliknya sambil naik pesawat lo...
Dengan kondisi yang demikian,
kita kan tidak tau bagaimana kondisi dibalik awan yang menghadap ke langit?
Sama halnya jika kita imanijasikan kita berada dibalik awan tersebut, tentu
kita pun tidak dapat melihat bumi, Right?
Kondisi alam yang demikian itu
difilosofikan dengan indah menjadi sebuah lagu oleh Ariel. Orang yang sedang
lelah dirundung banyak persoalan itu inginnya pergi beristirahat sejenak dari
masalah-masalah itu. Tempat yang dituju adalah dibalik awan. Sebab dibalik
awan, dia tidak dapat melihat bumi, dan otomatis segala persoalan di dalamnya
pun menjadi tidak tampak. Kita tahu bahwa awan dapat menghasilkan rintik hujan.
Jadi dibalik hujan pun sama penafsirannya dengan dibalik awan.
Hubungannya dengan
SNMPTN...hmm...
Bukan kebetulan, nama lengkap
saya adalah Dinar Rafikhalif. Kalau disingkat maka inisial per kata adalah DR.
Kalau diubah menjadi huruf kecil menjadi dr , artinya adalah dokter.
Yup, dulu orang tua saya memberi
inisial semacam itu karena ingin agar saya kelak bisa menjadi dokter. Menurut
saya, jika memang itu baik dan dapat membuat orang tua bahagia, kenapa tidak
saya wujudkan? Apalagi kita ingat bahwa jasa orang tua kita begitu banyak sejak
kita lahir, sangat tidak terpuji jika kita tidak membalasnya. Terutama
diperkuat dengan kalimat “Ridho Allah tergantung ridho orang tua”. Jadi menurut
saya, tidak berguna hidup seorang anak jika tidak membahagiakan orang tuanya.
Anak lahir dari orang tua, dibesarkan dirawat dibiayai orang tua sampai besar. Jika
tujuan hidupnya tidak membahagiakan orang tua terus mau bahagiakan siapa?
Apapun jawabannya saya yakin tidak akan bermutu kecuali jawabannya adalah
membahagiakan Allah.
Dengan berbekal mindset yang
demikian kuatnya, saya lamar segala macam Fakultas Kedokteran. Setiap opsi
pilihan jurusan selalu terisi dengan kata Pendidikan Dokter. Mulai dari PMDK
Undip, sampai saya dihafal guru Informatika karena sering bolos kelasnya,
alasannya adalah ingin berebut form PMDK karena setiap SMA dulu hanya dibatasi
mendapatkan beberapa form saja. Ada juga cerita UM UGM, UM UNDIP, UM II UNDIP
yang Alhamdulillah semuanya saya lewati dengan kegagalan. Yang lebih dramatis
adalah saya sampai diopname sakit karena teman-teman yang lain sudah banyak
yang diterima PTN sedangkan saya belum. Mungkin karena saya selalu memilih FK
yang pasing gradenya ga bisa main-main.
Sembuh dari opname rumah sakit
tidak membuat mindset saya berubah. Saya masih berharap banyak dengan SNMPTN. Kali
ini saya mengisi opsi pilihan jurusan adalah pilihan 1 Pendidikan Dokter UNS
dan pilihan 2 Ilmu Komputer UNS, dengan anggapan bahwa passing grade pilihan 2
agak rendah. Dan dengan extra hati-hati
saya belajar dengan sangat tekun dan sistematis. Mungkin saat itu adalah saat
belajar saya yang paling sistematis seumur hidup. Setiap malam, habis makan
malam jam 7 saya sudah tidur. Kemudian jam 11 saya bangun langsung wudhu sholat
malam biar ga ngantuk. Belajar sampai sekitar jam 3 kemudian ditutup dengan
sholat malam lagi. Sampai sekarang saya masih ingat doa saya pada kedua sholat
malam tersebut. Tidak jarang saya membayangkan betapa bahagianya kedua orang
tua saya melihat anaknya berhasil masuk Pendidikan Dokter.
Saya lupa saat itu untuk masuk ke
Pendidikan Dokter UNS minimal harus bisa menjawab benar xxx soal. Sedangkan
untuk Ilmu Komputer UNS minimal yyy soal. Pokoknya sudah saya perhitungkan
dengan sangat detail berapa soal yang harus benar saya kerjakan hari pertama
dan hari kedua SNMPTN.
Akhirnya tiba juga hari pertama
SNMPTN, berangkat dengan semangat 45 ternyata tidak membuat segalanya lancar.
Pulang dengan perasaan kalut kecewa besar karena sedikiiit sekali soal yang
yakin benar saya kerjakan. Bahkan boro-boro menjadi dokter, kuliah di Ilmu
Komputer UNS saja saat itu sudah menjadi angan-angan belaka. Jelas sudah
target-target skor yang sudah direncanakan harus dikantongi hari pertama
meleset jauh. Dan bila harus dikejar pada hari kedua itu pun merupakan
kemustahilan.
Penganggurankah saya jadinya??
Seorang lulusan SMA yang sangat berambisi menjadi dokter demi orang tuanya
harus menganggur?? Mengapa cita-cita begitu mulia saja sangat sulit tercapai.
Yah saat itu saya tidak tau kalau Allah telah membuat skenario hidup saya lebih
indah dan menarik.
Malam itulah di kepala saya hanya
dipenuhi dengan keputus-asaan penuh. Semalam penuh tidak tidur sampai pagi hari
kedua SNMPTN. Hanya ditemani lagu Dibalik Awan yang saya putar secara terus
menerus hingga akhirnya saya memahami maknanya.
Singkat cerita, sudah jelas saat seluruh
pengumuman tiba saya tidak diterima di PTN manapun!
Namun di hari terakhir pengumuman
salah satu ujian swadana, saya berhasil diterima di Ilmu Komputer UNS. Itu adalah
pengumuman yang benar-benar terakhir. Kalau saat itu tidak ada nama saya maka
saya murni menjadi pengangguran.
Hmmm panjang sekali ceritanya
jika saya lanjutkan sampai pada akhirnya saat ini saya bisa menjadi alumni Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara. Ketika menjadi mahasiswa Ilmu Komputer UNS, saya pun
mengulang lagi mengikuti SNMPTN untuk memburu Fakultas Kedokteran, dan hasilnya
nihil lagi. Sehingga kalau ditotal, saya pernah mengalami kegagalan ujian masuk
perguruan tinggi hampir tujuh kali dan semuanya itu karena Fakultas Kedokteran
=’) :
1. PMDK
UNDIP 2008
2. UM
UGM 2008
3. UM
UNDIP I 2008
4. UM
UNDIP II 2008
5. STAN
2008
6. SNMPTN
2008
7. SNMPTN
2009
Pelajaran yang ingin saya bagikan
kepada teman-teman semua yang membaca ini adalah, jangan pernah berhenti untuk
berusaha dalam meraih impian. Walaupun seberat apapun. Kegagalan itu bukan
isyarat untuk berhenti. Justru di setiap bangkit dari kegagalan itu akan ada
upgrade yang dibuat oleh Allah SWT atas impian yang kita susun, sehingga apa
yang tidak pantas untuk kita akan dibuang dan diganti dengan yang sangat
pantas. Bukankah Dia yang Maha Tahu daripada kita??
Kuliah di Ilmu Komputer selama 1
tahun sangat tidak sia-sia. Jujur, seluruh kemampuan IT saya (termasuk membuat
desain blog ini) saya peroleh disana. Walaupun setelah itu saya pindah ke STAN,
ilmu tersebut tetap bisa dimanfaatkan. Bahkan saya sangat berkeinginan kelak bisa
menjadi seorang Auditor Sistem Informasi, sehingga saya bisa mengkombinasikan
ilmu dari Informatika dan ilmu Akuntansi. Tetap semangat, jangan berhenti
berusaha dan berdoa =)
inspiratif sekali...wktu itu kk sistem bljar u/ stan gmna?
BalasHapussistem blajar yg plg benar adl dg memproporsikan doa lebih besar drpd usaha (belajar), karna smw kputusan nnti lebih bergantung kpd yg di atas, sprtinya itu pelajaran yg bisa sy petik...
Hapussperti kisah saya ini http://dinarmagzz.blogspot.com/2014/09/bahkan-ramadan-tak-mampu-membeli-doa.html
terimakasih sudah mampir, semoga bermanfaat dan sukses ya :)
mantappp
BalasHapusHidup saya hampir sama dengan lagu dibalik awan. Namun bertolak belakang dengan pengalaman hidup anda. Terkadang takdir itu menyakitkan.
BalasHapusThanks bro. sangat menginspirasi.
BalasHapus