Jumat, 11 Agustus 2017

Sudah Benarkah Kita Ber-Tauhid




Setiap hari, kita selalu mengucapkan kalimat tauhid laa ilaaha illallah. Tiada Tuhan selain Allah. Hanya Allah satu-satunya tempat kita meminta, hanya Allah semata saja yang patut kita sembah dan menjadi tempat bersandar. Namun apakah perilaku kita sehari-hari sudah mencerminkan apa yang kita ucapkan tersebut? Atau mengucapkan kalimat tersebut hanya sebagai “syarat” dalam sholat kita saja?

Jika benar kita mengucapkan serta meyakini bahwa hanya Allah satu-satunya Zat Yang Maha Kuasa, maka sudah sepantasnya kita harus terus berusaha untuk mendekatkan diri dengan Sang Khalik. 


Sebagai makhluk yang penuh keterbatasan, sudah fitrahnya kita memiliki banyak kebutuhan. Kita butuh rezeki, kesehatan, kemapanan, keluarga yang tentram, kita menginginkan kehidupan yang terus menjadi lebih baik. Sementara kemampuan kita begitu terbatas. Waktu kita begitu terbatas, tenaga kita begitu mudah terkuras, kecerdasan kita tak bisa untuk membongkar segala keterbatasan yang memang sudah Allah atur sedemikian rupa. Lantas bagaimana bisa kita memenuhi kebutuhan tersebut?

Itulah yang ingin Allah katakan pada kita. Bahwasanya Dialah yang memiliki segala yang ada di alam semesta. Dialah pemilik segala kekayaan. Dialah pemilik segala kesehatan. Dialah pemilik segala ketenangan dalam keluarga. Dialah pemilik segala jawaban atas kehidupan kita agar selalu lebih baik. Allah Sang Maha Kuasa, hanya dengan Kun Fayakun maka segalanya akan terjadi!

Allah hanya minta kepada kita untuk mendekat pada-Nya. Mintalah sebanyak-banyaknya, niscaya pasti akan Allah kabulkan segala permintaan tersebut.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqoroh [2] : 186)

Pertanyaannya sekarang, apakah kita sudah meminta apa saja yang kita butuhkan tersebut kepada Allah di dalam setiap doa kita?

Kita yang menginginkan enteng rezeki, ingin bisa beli rumah, ingin bisa beli kendaraan, ingin haji atau umroh bersama keluarga, sudahkah selesai sholat tadi kita memintakan hal-hal tersebut dalam doa kita? Allah menunggu itu semua.
Justru yang sering kita lakukan adalah, kita lebih yakin ada banyak hal lain yang bisa memberi kita rezeki daripada Allah. Kita lebih yakin terhadap usaha kita, bisnis kita, kesibukan kita sehari-hari, bahwa itulah yang mampu menopang keberlangsungan hidup kita daripada Allah. Secara tidak langsung, mungkin itulah yang kita yakini manakala kita tidak mempedulikan panggilan adzan yang terdengar dan tetap sibuk dengan urusan kita.

Allah menjamin kehidupan kita. Allah menjamin rezeki kita. Allah menjamin segala hal yang dibutuhkan oleh kita, sekalipun kita sendiri kadang tidak tahu apa yang kita perlukan tapi Allah sudah siapkan semua itu spesial untuk kita. Namun bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan segala jaminan yang Allah janjikan jika kita jauh darinya, kita enggan melangkahkan kaki kita ke masjid, kita tidak rindu untuk membaca Al Quran?

Tidak perlu sungkan untuk bertemu dengan-Nya. Tidak perlu ragu untuk terus bersimpuh di hadapan-Nya. Justru Allah amat merindukan kita kembali pada-Nya. Allah amat ingin mendengar segala keluh kesah maupun doa-doa kita.
Mari bergegas kembali mendekat pada-Nya. Memperbaiki sholat lima waktu yang belum di masjid, memperbaiki sholat yang masih sering terlambat, dan meningkatkan ibadah-ibadah kita lainnya. Insha Allah, hal sekecil apapun yang kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, mampu merubah hidup kita menjadi lebih berkah dan berlimpah.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar