Selasa, 13 Maret 2018

Katakan: Saya Sukses karena ISLAM




Islam adalah agama yang hebat. Segala macam aspek kehidupan, mulai dari kita membuka mata bangun dari tidur sampai kita akan tidur kembali, bahkan untuk masuk ke kamar mandi saja diatur secara detail di dalam Islam. Begitu terperinci hal yang diatur dalam Islam, maka sudah wajar apabila muslim yang memeluk Islam akan tumbuh menjadi orang yang sukses. Kita bisa menengok para muslim zaman dulu yang menemukan banyak ilmu pengetahuan yang masih bermanfaat bagi kehidupan kita saat ini, baik dalam bidang sains, kesehatan, astronomi, dan sebagainya.

Lalu kita tatap ke depan untuk melihat kondisi yang terjadi saat ini. Kita bisa saksikan, betapa banyak tindakan memalukan yang dilakukan oleh orang-orang yang juga bagian dari saudara muslim kita. Pencurian, perampokan, atau penipuan, mereka lakukan lantaran mereka merasa hidupnya masih serba kurang. Ironisnya adalah mereka adalah muslim, pemeluk agama Islam yang mengatur segala aspek kehidupan secara sempurna.




Mengapa muslim zaman sekarang tidak sesukses muslim zaman dulu yang begitu disegani karena “ke-Islam-annya”. Di manakah letak kesalahannya, apakah benar bahwa Islam adalah agama yang sempurna, sedang banyak muslim sekarang yang hidupnya jauh dari keberkahan.
 

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS Al Baqarah:23)

Ayat tersebut seakan menjadi jawaban dari pertanyaan sebelumnya, bahwasanya Islam adalah agama dari Allah yang tidak perlu diragukan lagi kesempurnaannya. Buktinya, sampai detik ini tak ada satu pun yang mampu membuat dan menandingi Al Quran yang berisikan pedoman hidup bagi segala urusan manusia.
Ingin menjadi kontributor tulisan?rim ke email: azzambuletin@gmail.com
Seperti ketika kita memberi peralatan elektronik, misalnya handphone. Tentu di dalamnya kita juga memperoleh buku petunjuk. Agar kita bisa maksimal dalam menggunakan fungsi dari handphone tadi, kita harus mematuhi apa yang tertulis dalam buku petunjuknya. Jangan sampai kita justru keliru, tidak mematuhi buku petunjuk penggunaan handphone, tapi malah mematuhi buku petunjuk penggunaan deterjen. Jelas handphone kita langsung rusak kalau kita rendam seperti deterjen.

Begitu pula kita sebagai muslim. Apakah kita sudah benar-benar mematuhi yang tertulis dalam buku petunjuk kehidupan manusia, yakni Al Quran Al Karim? Bagaimana bisa kita menjadi sukses hidupnya, jika kita jauh dari Al Quran. Itulah yang membedakan muslim zaman sekarang dengan muslim zaman dulu.

Bayangkan di depan kita ada dua buah gelas. Gelas pertama berisi air comberan, sedangkan gelas kedua berisi air bersih yang jernih. Kemudian kita malah memilih untuk minum air comberan dalam gelas pertama. Sakit lah perut kita, kemudian kita menyalahkan keadaan. Padahal, kita sendiri yang keliru dalam menentukan pilihan.

Padahal di depan kita juga ada air yang sehat, tapi kita malah memilih air sumber
penyakit. Begitulah ironisnya. Muslim zaman dulu amat taat dengan setiap ketentuan Allah yang tertuang dalam Al Quran. Bahkan mereka sampai cemburu, manakala melihat muslim yang satu diajak untuk pergi berperang dalam jihad sedangkan dirinya tidak. Mereka cemburu untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan amal. Tidak sempat untuk cemburu terhadap rezeki orang lain seperti yang sering kita lakukan di zaman sekarang.


Maka jadilah seorang muslim yang hebat. Muslim yang sukses dalam dunianya maupun di akhirat kelak. Dengan berpegang teguh terhadap Al Quran dan Sunnah, niscaya pasti hidup akan menjadi luar biasa. Itu bagian daripada janji Allah. Kemudian ketika kita telah benar-benar menjadi orang yang besar, katakan pada dunia ini bahwa “Saya sukses, karena saya Islam!”

Share:

0 komentar:

Posting Komentar