Jumat, 27 April 2018

Raih Impianmu dengan Doa Hebat di Malam Lailatul Qadar: Allahuma Innaka Afuwunkariim


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Para pembaca sekalian, rasanya blog ini sudah lama sekali tidak diupdate. Mungkin malah terakhir kali update postingan adalah ketika bulan Ramadhan tahun lalu. Artinya, hanya setahun sekali saya sempet posting di sini. Dan setahun sekali itu, adalah ketika saya sedang memposting materi yang akan saya bawakan untuk kultum Tarawih di kampung saya, Semarang. Seperti yang sedang Anda baca kali ini.



Bedanya, tahun sebelumnya saya mengetik postingan ini di luar jawa, di Ternate. Namun kali ini, atas izin Allah saya sudah kembali ke Jawa. Berawal dari sebuah niat ingin nyenengin orang tua, bahwasanya tidak ada cara lain untuk bisa nyenengin orang tua kecuali menjadi anak yang taat, maka sejak tahun 2013 saya mendedikasikan diri saya untuk Islam. Saya belajar untuk berdakwah.

Dan di tahun 2014 untuk pertama kalinya saya mengisi kultum. Posisi saya kala itu adalah sedang dinas di Ternate. Saya bela-belain cuti pulang Semarang hanya untuk kultum, dan setiap saya turun dari mimbar saya berdoa, ya Allah semoga tahun depan saya bisa kultum di sini (Semarang) lagi. Tahun depannya, 2015, alhamdulillah bisa kultum lagi, ada-ada saja kesempatannya untuk pulang. Dan setiap turun mimbar, saya berdoa dengan doa yang sama. Akhirnya, tahun 2017 saya benar-benar pindah ke Jawa. Insha Allah, Ramadhan tahun 2018 besok saya akan mengisi sebuah kultum yang isinya akan saya tuliskan di sini. Berikut ini adalah materi kultum saya, insha Allah, saya selalu membayangkan benar-benar sedang berada di atas mimbar ketika menulis materi ini.

Innalhamdalillah, nahmaduhu, wa nasta’inuhu, wa nastaghfiruhu, wa na’udzubillahiminshururi anfusina, wa min syayyi’atina, man yahdillahu falaa mudillalah, wa manyudhil fala hadiyalah.

Jamaah yang dimuliakan Allah, alhamdulillah kita telah memasuki malam ke 25 bulan Ramadhan. Mungkin beberapa jamaah di sini ada yang tahu, bahwa saya mulai belajar mengisi kultum di masjid ini sejak tahun 2014. Ketika itu, saya sedang dinas di Ternate. Jadi saya pulang Semarang hanya untuk kultum, lalu kembali lagi ke Ternate. Namun setiap turun dari mimbar ini, saya berdoa agar tahun depan saya bisa kultum lagi di sini. Lalu di tahun depannya, saya diberi kesempatan lagi untuk pulang mengisi kultum. Begitu seterusnya, sampai akhirnya tahun 2018 ini saya benar-benar sudah pindah tugas di Jawa, jadi lebih bisa untuk mengisi kultum di sini.
Ketika saya ingat-ingat kembali, ada sebuah doa yang saya sungguh-sungguh membacanya di tahun 2017 lalu. Persis di masa seperti ini, yaitu di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tahun 2017. Di mana doa itulah yang akan menjadi materi yang akan saya sampaikan malam ini, walaupun sebenarnya saya yakin jamaah semuanya sudah hafal doanya, ya materi saya adalah “Allahuma innaka afuwun karim”. Itulah doa yang benar-benar saya panjatkan, sehingga bisa saya katakan hanya dalam waktu satu malam saja saya begadang tidak tidur di masjid untuk membaca doa itu, bulan depannya saya langsung pindah. Dan mungkin, ini bisa dipakai oleh semua orang yang punya hajat apapun.

Kita semua tahu, bahwa di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, terdapat sebuah malam bernama Lailatul Qadar, di mana satu malam itu nilainya lebih baik daripada seribu bulan lamanya, atau 83 tahun 4 bulan. Sebuah malam di mana jika kita bersedekah 1000 rupiah saja itu lebih berharga daripada kita bersedekah 100.000 rupiah pada malam-malam biasa. Malam di mana Al Quran, petunjuk segala kehidupan, ini diwahyukan. Malam di mana kedamaian, rahmat, ketenangan, dan ampunan turun bersama dengan para malaikat. Malam di mana Allah SWT turun dengan segala keagungan-Nya pada sepertiga malam itu, kemudian Dia berkata: Siapa yang berdoa kepadaku di malam itu maka akan Aku kabulkan doanya, siapa yang membutuhkan maka akan aku penuhi, siapa yang membutuhkan ampunan akan ku ampuni. Semua kebesaran itu terus berlanjut sampai masuk waktu subuh, Allahuakbar!

Diriwayatkan dalam Hadist Tirmidzi Ibnu Majah, bahwa suatu ketika Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Jika aku menyaksikan malam yang menakjubkan itu, doa apa yang harus kupanjatkan?” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Berdoalah kepada Allah, Allahuma innaka afuwun, tuhibbul afwa, fa’fu annii”
Hanya itu saja yang Rasul katakan. Padahal, malam itu adalah malam yang sungguh luar biasa. Maka tentunya, sebuah doa yang tampak begitu pendek itu pastinya memiliki nilai yang luar biasa. Apa rahasia di balik doa ini?

Doa tersebut artinya: Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Al Afuw, Kau senang Afuw, maka berikan Afuw-Mu kepadaku.

Di sini kita harus memahami apa makna dari Al Afuw. Rasulullah SAW tidak mengajarkan untuk berdoa, Allahuma innaka ghofur tuhibbul maghfirah faghfirli, melainkan Rasul menggunakan sifat Allah Al Afuw. Mari kita lihat apa makna Al Afuw kita pahami lebih dalam, dan kita bandingkan dengan maghfirah.

Ketika di-translate, Afuw dan Maghfirah artinya memaafkan dan mengampuni. Makna keduanya hampir tidak ada bedanya. Jadi kita gunakan saja Bahasa Arabnya, Afuw dan Maghfirah.
Jika Allah memaafkan kita dengan maghfirah-Nya, Dia akan menutupi aib kita di dunia. Dia tidak akan mengumbar aib kita di akhirat. Dan Dia juga tidak akan menghukum kita atas apa yang telah kita lakukan. Tapi Allah akan mengumumkan dosa kita itu, dan mengingatkan kita tentang dosa itu.

Di hari kiamat nanti, milyaran orang-orang beriman akan dikumpulkan untuk menghadap Allah. Dan Allah akan membentangkan selubung menutupi milyaran orang lainnya, sehingga hanya ada satu orang dan Allah saja. Lalu Allah berkata, “Apakah kau ingat dengan dosamu ini? Ingatkah dengan dosamu ini?” Dan Allah terus menyebutkan dosa yang telah dilakukan oleh orang beriman tersebut, sampai dia berkata “Benar ya Allah, aku mengingatnya,” Dan orang itu berpikir bahwa dirinya telah hancur, kemudian Allah kembali berkata, “Aku menyembunyikan dosa ini semasa di dunia, dan sekarang aku mengampunimu.”

Tapi jamaah sekalian, bukankah begitu memalukan ketika kita berada di hadapan Allah dengan semua dosa-dosa itu meskipun kita akhirnya diampuni? Jika ada seseorang yang melihat masa lalu kita yang buruk, dan kita sudah berubah sekarang, tentu kita akan sangat malu dan berkata, “tidak, sekarang aku sudah berubah kok!” kita tidak ingin ada orang lain yang mengingatnya lagi kan?

Berbeda dengan Allah Al Afuw. Ada dua makna dibalik kata Al Afuw. Pertama, bermakna "menghapus bersih". Ada pepatah Arab mengatakan bahwa "angin telah menghapus bersih(afuw) jejaknya, sampai kita tidak tahu apakah ada orang yang berjalan di tempat itu.

Kedua, makna Al Afuw adalah berlimpah. Ini terdapat dalam Al Baqarah ayat 219: "Wa yas-aluunaka maa dzaa yunfiquuna qulil ‘afwa, dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari keperluan." Al Afuw, bermakna melimpah, kelebihan.

Jika kita gabungkan kedua makna tersebut, ketika kita menghadap kepada Allah Al Afuw, Dia akan menghapus semua dosa-dosa kita, bahkan Dia tidak akan meninggalkan satu jejak pun dari dosa kita! Mungkin bahkan kita tak pernah lagi ingat telah melakukan dosa itu. Kita benar-benar melupakannya, sehingga kita tidak lagi malu di hadapan Allah, sebab kita tidak merasa pernah melakukan hal itu. Dan Allah tidak akan menghukum kita, bahkan Allah tidak akan mengingatkan kita kembali atas dosa tersebut. Masha Allah.

Lebih dari itu, Allah Al Afuw akan memberikan apa yang kita inginkan, dan akan memberikan banyak sekali kebaikan "melebihi" apa yang kita minta, Allahuakbar!

Doa ini sungguh menakjubkan. Tidakkah kita seharusnya berlari kepada Allah dan memanjatkan doa ini dari lubuk hati yang terdalam. Semoga Allah takdirkan kita merengguh malam yang hebat itu. Aamiin ya Allah.

Jamaah sekalian, atas izin Allah, saya menemukan video ceramah itu tahun lalu. Setelah saya pelajari ilmunya, persis seperti yang saya sampaikan tadi, saya benar-benar terapkan. Waktu itu saya tidak punya pilihan lain, karena tahun lalu anak saya baru lahir di Semarang. Saya tidak mungkin membawa anak bayi baru lahir terbang ke Ternate. Sebaliknya, kalau saya yang sering pulang, itu juga mustahil karena tiket perjalanan Ternate Semarang itu bisa langsung menghabiskan gaji saya.

Alhamdulillah saya menemukan video itu di whatsapp, yang ceramah orang bule, kalau ada yang berminat minta videonya bisa bilang ke saya. Tidak ada pilihan lain, mentok sudah bingung mau berdoa model apa lagi biar saya bisa dekat dengan keluarga, lalu saya jajal dan buktikan sendiri, bahwa doa itu sungguh luar biasa!

Kebetulan di Ternate ada sebuah masjid besar, di situlah saya Ittiqaf dari tarawih sampai subuh, tidur paling 1 jam, lalu bangun dan baca doa itu teruuuuuuuuussssss sepanjang malam!

Saya yakinlah, itu adalah doa yang Allah karuniakan kepada kita sebagai bekal berharga untuk naik ke derajat yang lebih tinggi. Bagaimana tanda-tanda derajat lebih tinggi? Macem macem. Yang belum punya kerja, bisa punya kerja. Yang belum ketemu jodoh, bisa ketemu jodoh. Yang punya anak, bisa punya anak. Apapun hajatnya, tidak ada yang mustahil di malam yang hebat itu!

Berdoalah dengan sungguh-sungguh pengharapan. Saya ingat malam itu, saya menangis sampai ingus saya nempel di karpet masjid pas sujud. Tiap saya selesai sholat lail, salam, saya lap ingus di karpet, biar nggak malu-maluin diliat orang, he he (sempet selfie juga sih sebelumnya)


Inilah saatnya, demi Allah, jangan sia-siakan 10 malam terakhir ini, kita punya kesempatan untuk merubah hidup kita hanya dalam waktu satu malam, Lailatul Qadar, dengan berbekal Al Afuw milik Allah.

Jamaah sekalian, mari kita tutup dengan membaca doa tersebut bersama. Allahuma innaka afuwunkariim. Tuhibul awfa fa'fu.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Share:

0 komentar:

Posting Komentar