Jumat, 19 April 2019

Ramadhan di Depan Mata, Akankah Usia Kita Sampai??




Tahukah kita apa yang membuat kita menjadi orang amat merugi? Yakni jika kita mengetahui dosa kita terlampau banyak, kita mengetahui bagaimana cara menghapuskannya, tapi kita tidak segera bergerak sampai kesempatan tersebut hilang begitu saja.
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114).

Jadi seandainya kita memiliki sepuluh keburukan pada diri kita, hendaknya kita hapus dengan melaksanakan sepuluh kebaikan. Andai keburukan tersebut berjumlah ratusan, maka ratusan kebaikan pun harusnya dikerjakan. Persoalannya sekarang, ketika dosa dan keburukan kita jumlahnya begitu banyak tak terhingga, akankah kita masih punya kesempatan dalam melakukan kebaikan untuk mengejar ketertinggalan dengan banyaknya dosa tersebut?

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)

Allah selalu membuka pintu ampunan kepada hamba-Nya. Tidak sekedar menghapus dosa hamba-Nya, tetapi Allah juga memberi jalan untuk mempercepat terhapusnya dosa-dosa hamba-Nya. Salah satunya, Allah mendatangkan satu bulan yang penuh kemuliaan di antara sebelas bulan lainnya. Bulan ketika Allah akan melipatgandakan pahala siapa saja yang mengerjakannya pada bulan tersebut dibanding bulan lainnya. Bulan itulah Ramadhan, yang kini tengah berada di depan mata kita.

Dalam bulan biasa, pahala setiap kebajikan dilipatgandakan 10 kali lipat, namun dalam bulan Ramadhan pahala amalan wajib dilipatgandakan 70 kali lipat dan amalan yang sunah disamakan dengan pahala amalan wajib di luar Ramadhan." (HR Muslim)

Betapa Maha Pemurahnya Allah, besarnya pelipatgandaan pahala dari amalan di bulan Ramadhan bisa dikatakan paling efektif dalam menghapus banyaknya dosa kita. Merujuk hadist tersebut, jika di bulan lainnya kita mengerjakan sholat berjamaah pahalanya 27 kali, maka di bulan Ramadhan pahalanya bisa mencapai 27 kali 70 yaitu 1890. Membaca Qur’an yang setiap hurufnya bernilai 10 kebaikan di bulan lain, jika di bulan Ramadhan dapat bernilai hingga 700 kebaikan.

Walaupun tentu saja, besaran pahala tidak dapat diprediksi semudah hitungan matematis demikian, namun yang ditekankan ialah hendaknya kita mempersiapkan secara matang kedatangan bulan yang penuh dengan kemurahan Allah tersebut. Rasulullah SAW beserta para sahabat, secara sungguh-sungguh menyiapkan dirinya menyambut datangnya Ramadhan.

Dalam kitab Lathaaiful Ma’arif, diumpamakan bahwa Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen. Tentu saja kita kita tidak akan pernah memanem jika tidak ada yang kita tanam maupun disemai. Kita pun tidak akan memanen manisnya rasa beribadah bulan Ramadhan jika tidak pernah kita siapkan sejak saat ini, di bulan Rajab dan Sya’ban.
Salah satu yang bisa kita contoh, sebagai persiapan menyambut Ramadhan, Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata,

 “Saya sama sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.” (HR. Muslim)

Membiasakan berpuasa sunnah sebelum datang Ramadhan, menjadikan fisik terbiasa dan tidak kaget jika nanti harus berpuasa sebulan penuh. Membiasakan bangun malam, mendirikan sholat sunnah, juga dapat mengajak fisik kita agar pada bulan Ramadhan nanti tetap bisa tekun mengerjakan berbagai rangkaian Qiyamul Lail Ramadhan. Jangan sampai, kita hanya bisa mengikuti irama Ramadhan di bagian awalnya saja, setelah itu kita kelelahan dan melewatkan sajian amal yang sangat istimewa begitu saja.

Begitu berharganya momen beribadah di bulan Ramadhan yang sudah di depan mata ini, semestinya membuat kita mulai menggiatkan diri dalam ibadah mulai dari sekarang juga. Termasuk juga memperhatikan hal-hal yang bisa mengurangi pahala ibadah kita, seperti menggunjing, berdusta, melihat yang bukan hak kita, mendengar yang tidak seharusnya kita dengar. Tidak hanya puasa perut, tetapi kita juga harus berlatih puasa mulut, puasa mata, maupun puasa telinga. Kita biasakan untuk menjaga seluruh jiwa raga kita dari hal-hal yang bukan menjadi hak kita.

Sehingga jika Allah panjangkan usia hingga kita benar-benar bisa menyentuh Ramadhan, kita bisa melaksanakan ibadah secara optimal, sebagai wujud rasa syukur kita, sampai akhirnya kita benar-benar menjadi manusia yang kembali fitrah, bersih dari dosa yang telah luruh oleh dahsyatnya pelipatgandaan pahala di bulan Ramadhan. Kita tidak pernah tahu apakah kita masih akan kembali bertemu Ramadhan di tahun depan, maka hendaknya kita sungguh-sungguh berupaya agar tahun ini menjadi Ramadhan terbaik bagi kita semua.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar