Selasa, 21 Mei 2019

Puasa Perut, juga Puasa Mata, Mulut, dan Hati




Jika selama ini setiap tiba waktunya bulan Ramadhan kita sudah selalu memperhatikan kesempurnaan dari puasa perut, yaitu tidak makan dan minum, apakah kita juga telah memperhatikan kesempurnaan dari puasa mata, mulut, dan hati kita? Sebab ketiga organ tersebut, jika tidak kita jaga, justru hanya akan mengurangi kesempurnaan dari puasa perut yang sudah benar-benar kita jaga. 


Puasa mata ialah tidak melihat apa yang bukan menjadi hak kita, tidak memandangi sesuatu yang haram. Mata adalah sahabat sekaligus penuntun bagi hati. Mata mentransfer berita-berita yang dilihatnya ke hati sehingga membuat pikiran berkelana karenanya. Karena melihat secara bebas bisa menjadi faktor timbulnya keinginan dalam hati, maka syariat yang mulia ini telah memerintahkan kepada kita untuk menundukkan pandangan kita terhadap sesuatu yang dikhawatirkan menimbulkan akibat yang buruk.  Jika seseorang mengumbar pandangan matanya, maka dia telah mengumbar syahwat hatinya. Sehingga mata pun bisa berbuat durhaka karena memandang, dan itulah zina mata.

Sedangkan puasa mulut ialah menjaga lisan kita agar tidak berkata-kata yang menimbulkan kebathilan, misalnya ghibah. Seringnya, secara tidak sengaja, dalam dialog kita dengan rekan kita menyebut seseorang dengan apa yang tidak disukainya. Begitupula dengan mengadu-domba, mencela, dan berdusta, semuanya itu dapat menodai dan mengurangi pahala puasa kita.

Terakhir yang juga perlu diwaspadai ialah puasa hati, yakni menjaga hati kita dari perasaan negatif yang biasanya hanya mengurangi semangat kita untuk melakukan amal kebaikan. Beberapa contoh yang sering tidak kita sadari ialah perasaan dengki maupun kufur nikmat. Ketika melihat orang lain bahagia, jangan sampai kita justru iri. Ikutlah berbahagia, sebab Allah telah ridha orang tersebut memperoleh kebahagiaan. Rasa kurang bersyukur atau kufur juga sering terjadi atas segala sesuatu yang kita alami. Dengan tersu meyakini bahwa Allah selalu memberi yang terbaik, maka kita akan terbiasa untuk selalu menjadi hamba-Nya yang penuh syukur.

Untuk menjaga diri agar tidak terlanjur melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa kita, maka sebaiknya kita terus mengisi waktu dengan menyibukkan diri melakukan amal ibadah. Dengan ikhtiar kita yang demikian, semoga puasa kita kali ini menjadi sempurna. Kita tidak ingin puasa hanya mendapat lapar dan dahaga saja bukan? Tentu saja yang kita inginkan ialah mencapai derajat Muttaqin, melalui puasa yang terus terjaga sepanjang bulan suci ini.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar